Minggu, 26 Februari 2012



MAKALAH
AIK III

TENTANG
USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH





BOBI
NPM.208010266





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADAYAH BUTON
BAU-BAU
2010





KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Rabbul izzati yang telah menganugerahkan nikmat dan ma’unah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Usaha dan perjuangan Muhammadiyah”.
Tak lupa pula kita khaturkan salam serta salawat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Yang telah menuntun kita kejalan benar, beserta keluarga dan sahabatnya sebagai sumber ilmu pengetahuan dan hikmat.
Makalah ini disusun untuk memyelesaikan tugas, pada mata kuliah AIK III, dengan dosen Drs Sabaruddin, M.Si di Universitas Muhammadiyah Buton. Kampu B Pasar Wajo, pada program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Maka harapan penulis kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sekali pun penulis berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya, namum penulis tetap berkeyakinan masih banyak juga kekurangan-kekurangannya. Oleh karna itu dengan ini pula penulis menantikan masukan berupa saran, usulan kritik dan sebagainya dari para pembaca untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa mendatang. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis memohon semoga tulisan ini memberikan manfa’at yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam Ilmu Agama Islam baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.





                                                                                                                                     ii
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL                                                                                                          
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii
DAFTAR ISI   ..................................................................................................................iii
BAB    I     PENDAHULUAN
             A.  Latar Belakang  ................................................................................................4
             B.  Rumusan Masalah    ..........................................................................................4
             C.  Tujuan Penulisan    ............................................................................................4
             D.  Manfaat Penulisan   ..........................................................................................4

BAB    II     PEMBAHASAN
             A.    Dasar Amal Usaha dan Muhammadiyah .........................................................5
             B.     Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah ...............................6
             C.     Teori Perjuangan Muhammadiyah .................................................................7

BAB    IV   PENUTUP
             A.   Kesimpulan    ...................................................................................................9
             B.   Saran   ..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa beristikomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi rahmatin lil alamin. Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikan Muahammadiyah sejak kelahirnnya, memperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya, aspirasi, motif dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalamnya terdapat ciri-ciri khusus, yang menjadi identitas dari hakekat atau jati diri persyarikan Muhammadiyah
Ciri-ciri khas tersebut secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikannya.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa masalah yang diangkat yaitu :
Ø   Apa dasar amal usaha Muhammadiyah ?
Ø   Bagaimana pedoman amal usaha Muhammadiyah itu ?
Ø   Dan bagaimana teori perjuangan Muhammadiyah ?

C.        Tujuan Penulis
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami dasar, pedoman dan teori Muhammadiyah !

D.        Manfaat Penulis
Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Demikian halnya pada penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

                                                                                     
BAB II
PEMBAHASAN.

A.     Dasar Amal Usaha dan Perjungan Muhammadiyah
         Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT, dimana kemakmuran dan kesejahtera, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

1.             Hidup Manusia Harus Berdasarkan Tauhid, Ibadah dan Taat kepada Allah Semata-mata.
          Dalam melaksanakan segala gerak dan kegiatannya maka Tauhid dan tawakal kepada Allah harus senantiasa dijadikan landasan dasarnya, dengan maksud semata-mata untuk beribadah serta mentaati semua perintah dan larangannya.
          Dasar-dasar seperti ini harus menjadi ciri milik pribadi setiap warga Muhammadiyah sehingga dapat menjadi contoh teladan dalam pembangunan dan perbaikan negara dan masyarakat.

2.             Hidup Manusia Bermasyarakat
Muhammadiyah adalah satu faktor yang kuat dalam perkembangan masyarakat serta warga Muhammadiyah merupakan anggota masyarakat yang tidak diam, akan tetapi bergerak maju, aktif dinamis dalam membangun. Oleh karna itu gerakan Muhammadiyah harus aktif dan menonjol ditengah-tengah masyarakat untuk memimpin atau paling tidak menjadi sosok penerang yang cemerlang.

3.             Menegakkan Ajaran Islam Dengan keyakinan Bahwa Ajaran
Islam adalah satu-satunya landasan keprebadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Muhammayah berkeyakinan bahwa tidak ada dasar landasan yang dapat membahagiakan manusia didunia ini kecuali dengan dasar Al-Qur’an dan Al-Hadits yang akan membawa kebahagiaan manusia yang hakiki di akhirat kelak. Oleh karna itu apapun ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah wajib dan mutlak dipatuhi. Segala kebijaksanaan pimpinan serta taktik dan strategi perjuangan harus dinilai dan sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
                                                                                                                                       
4.             Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam dalam Masyarakat Adalah Wajib, Sebagai Ibadah Kepada Allah dan Berbuat Ihsan san Islah Kepada kemanusiaan.
Setelah Muhammadiyah dapat berdiri tegak dan berjalan diatas landasan seperti diatas, barulah kuat menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam serta Mampu mengatasi berbagai rintangan, hambatan, tantangan, dan halangan yang ada.
5.             Ittiba` Kepada Langkah Perjuangan Nabi Muhammad SAW.
         Ittiba` atau mengikuti jejak langkah perjuangan Raasulullah SAW adalah wajib menjadi syarat yang tidak boleh tidak harus dan wajib dilakukan oleh setiap muslim, dan sesungguhnya dalam rangka menggerakkan umat Islam kearah Ittiba` itulah hakikatnya Muhammadiyah didirikan.
6.      Melancarkan Amal Usaha dan Perjuangan dengan Ketertiban Organisasi
         Muhammadiyah beramal dan perjuangan dengan berorganisasi yang didasarkan atas musyawarah bersama. Menghimpun dan mendidik kader pimpinan, mengaktifkan gerak anggota, menentikkan peraturan-peraturan untuk mencapai hasil yang jauh lebih besar dan lebih dapat menanggulangi berbagai rintangan dan halangan karena bergerak dengan menggunakan organisasi.

B.      Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
         Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa kita bertindak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hukum agama, asal hanya untuk siasat belaka. Ada Adigium dari Nicollo Machiavelli (1469-1527) yang menyatakan : “Het doel helligt de middelen” atau tujuan menghalalkan semua cara. Maksudnya, tidak apa orang melakukan cara-cara yang kurang baik asalkan untuk mencapai tujuan yang baik. Dalam muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi.hukum dan ajaran agama Islam wajib dipegang teguh dan dijujung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhoi Allah jua. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda: “ siapa yang menyuruh berbuat baik hendaklah dengan cara baik pula”.
         Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semaata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti pada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan dianugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.
                                                                                                                                                   
C.     Teori Perjuangan Muhammadiyah
         Demi terwujudnya tujuan yang dicita-citakan oleh persyarikatan Muhammadiyah, yakni terwujudnya masyrakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT , maka segala saluran atau media yang akan langsung atau tidak langsung mempengaruhi bentuk dan sifat kehidupan masyarakat haruslah dipergunakan se optimal mungkin.
         Adapun media yang akan dapat mempengaruhi bentuk dan sifat kehidupan masyarakat ada dua, yaitu:
1.             Bidang Politik kenegaraan (supra stuktur)
2.             Bidang masyarakat (infa struktu)
         Muhammadiyah berkeyakinan bahwa demi kepentingan dan kemenangan perjuangan Islam, maka secara mutlak kedua bidang tersebut harus digarap, diisi dan dikuasai secara simultan dan seoptimal mungkin.
         Untuk melaksanakan perjuangan ideloginya, muhammadiyah membaginya menjadi dua kekuatan; kekuatan pertama adalah kekuatan digunakan untuk menghadapi perjuangan politik kenegaraan, dan kekuatan kedua adalah kekuatan yang digunakan untuk menghadapi perjuangan dalam bidang masyarakat. Mahammadiyah menegaskan bahwa dua kekuatan tersebut masing-masing dengan alatnya sendiri-sendiri, namum tetap dalam  kerangka saling pengartian dan dalam tujuan yang sama . muhammadiyah secara organisasi, dari sejak berdirinya hingga  kapanpun juga telah meletakkan strategi dasarnya, yaitu memilih dan meletakkan dirinya berjuang dalam bidang masyarakat.
         Muhammadiyah secara konsesten akan berjuanga akan menggarap dan mengolah secara langsung kehidupan masyarakat dengan cara meberikan pengertian dan membentuk kesadaran masyarakat,agar masyarakat mau menerima dan melaksankan  ajaran dan ketentuan-ketentuan Islam dalam seluruh aspek kehidupannya.
         Sementara untuk menghadapi perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (perjuangan politik prktis), muhammadiyah berpendapat bahwa hal itu harus dilakukan dengan alat  perjuangan lain, yang berbentuk partai politi. Dalam perjuangan islam sehngga dapat bahu-membahu dalam mewujudkan cita-citanya, yaitu terwujudnya “Izzul Islam Walmuslimin”.
         Dalam pada itu, demi kemaslahatan perjuangan Muhammadiyah, bagi anggota/warga Muhammadiyah- terutama para pimpinan  persyarikatan mutlat memiliki kesadaran dan pandangan politik (sese of politic). Muhammadiyah bukan dan   tidak   akan   pernah   menjadi    partai   politik.  Semua  itu   bukan karna   sebab sikap/pandangan negatif terhadap perjuangan dalam bidang politik, melaikan semata-mata karena teori dan strategi (khitta)perjuangannya dalam bidang masyarakat sudah cukup berat dan muliah. Sedang mengenai masalah prinsip politik  ataupun teori politik, terutama yang menjadi kepentingan agama dan umat Islam umumnya atau kepentingan Muhammadiyah Khususnya, Muhammadiyah dapat, bahkan wajib menghadapinya  secara organisatoris. Dengan prinsip seperti ini apabila ada hukum, undang-undang ataupun peraturan pemerintah dianggap menyalahi prinsip-rinsip Islam atau merugikan kepentingan Muhammadiyah, Muhammadiyah merasa berkewajiban untuk membetulkannya, sebagai da’wah Islam amar makruf nahi munkar.
        

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
         K.H. Ahmad Dahlan membangun Persyarikatan Muhammadiyah bukan didasarkan  pada suatu teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara terinci, sistematik dan ilmiah. Apa yang oleh K.H. Ahmad Dahlan diketemukan dalam Al-Qur’an segera beliau mewujudkan  dalam amalan yang konkrik. K.H. Ahmad Dahlan selalu berprinsip bahwa “agama Islam adalah agama amalan” )surat Maryam: 76, ar-Rum :15).
         Pada awal perjuangan Muhammadiyah sikap seperti ini tidak mengaburkan pengahayatan seorang terhadap hakekat Muhammadiyah. Akan tetapi serenta Muhammadiyah semakin berkembang luas serta anggotanya semakin bertambah banyak, semua itu mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan dan ide yang menjadi landasan berpijak organisasi Muhammadiyah. Karna ituwajar bila akhirnya terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya dorong K.H. Ahmad Dahlan dalam menggerakkan Muhammadiyah.

B.      Saran
         Seorang muslim sudah seharusnya senantiasa berpedoman takut pada pengertian ‘khaufan wa thama`an’ atau takut dan harap dalam setiap langkah dan perbuatannya dalam arti apakah pekerjaan yang akan dilakukannya akan mengakibatkan terkena murka dan dilaknat Allah atau justru akan mendapatkan ridla dan rahmatnya.


DAFTAR PUSTAKA


-  Musthafa kamal Pasha, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Persatuan,   Yogyakarta, 1985.
-  Yenus Salam, Riwayat Hidup KHA Dahlan, Amal dan Perjuangannya, Depot Pengajaran Muhammadiyah, Jakarta



MAKALAH
AIK III

TENTANG
TIGA CIRI IDENTITAS MUHAMMADIYAH





BOBI
NPM.208010266





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADAYAH BUTON
PASARWAJO
2010


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Rabbul izzati yang telah menganugerahkan nikmat dan ma’unah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identitas Muahammadiyah”.
Tak lupa pula kita khaturkan salam serta salawat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Yang telah menuntun kita kejalan benar, beserta keluarga dan sahabatnya sebagai sumber ilmu pengetahuan dan hikmat.
Makalah ini disusun untuk memyelesaikan tugas, pada mata kuliah AIK III, dengan dosen Drs Sabaruddin, M.Si di Universitas Muhammadiyah Buton. Kampu B Pasar Wajo, pada program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Maka harapan penulis kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sekali pun penulis berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya, namum penulis tetap berkeyakinan masih banyak juga kekurangan-kekurangannya. Oleh karna itu dengan ini pula penulis menantikan masukan berupa saran, usulan kritik dan sebagainya dari para pembaca untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa mendatang. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis memohon semoga tulisan ini memberikan manfa’at yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam Ilmu Agama Islam baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL      
KATA PENGANTAR   
DAFTAR ISI   ………………………………………………………………………………….............
BAB     I     PENDAHULUAN ...............................................................................................................
A.      Latar Belakang   ……………………………………………………………………………..
B.      Rumusan Masalah    ……….………………………………………………………………....
C.      Tujuan Penulisan     …………………………………………………………………………..
D.     Manfaat Menulis    ………………….……………………………………………………......

BAB     III    PEMBAHASAN  …………………………………………………………………….......
A.      Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam   ……………..………………………………...........
B.      Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwa   ……………………………………………..........
C.      Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Tajdid   ……………………………………..............

BAB     IV    PENUTUP   …………………………………..………………………………………......
A.      Kesimpulan     …………………………………………………………………………….....
B.      Saran    ………………………………………………………………………………….......

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
            Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, meperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya, aspirasi motif dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya nyata sekali bahwa didalamnya terdapat cirri-ciri khusus, yang menjadi identitas dari hakikat jati diri, Persyarikatan Muhammadiyah. Cirri-ciri tersebut secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara pintas mau mengembangkannya

B.         Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa masalah yang diangkat yaitu
1.         Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
2.         Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar
3.         Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tajdid

C.         Tujuan Penulis
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami ketiga identitas persyarikatan Muhammadiyah !

D.         Manfaat Penulis
Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Demikian halnya pada penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.


BAB II
PEMBAHASAN

A.        Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam
            Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai hasil kongkret dari telaah dan pendalaman beliau terhadap Al-Qur’an karim, faktor inilah yang sebenarnya yang menjadi faktor utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah. Sementara faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai factor penunjang atau factor pemicu semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai setiap mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an khususnya ketika menalaah surat-surat Al-Imran (3): 102 sampai 104, maka akhirnya melahirkan amalan kongkrit yaitu lahirnya persyarikatan Muhammadiyah.
            Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotifasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an. Dan apa yang digerakan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang rill dan kongkrit. Segala yang dilakukan oleh Muhammadiyah baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan tak dapat dilepaskan dari ajaran-ajaran Islam.
           
B.         Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah Islam
            Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tak terpisahkan dari jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai  pergerakan  dakwah  yang  menekankan  pengajaran  serta  pendalaman nilai-nilai Islam.
            Telah dijelaskan sebelumnya bahwa factor utama yang mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman K.H. Ahmad Dahlan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an Al-karim, terutama sekali surat Al-Imran ayat 104. Berdasarkan pada ayat inilah Muhammadiyah meletakkan  khittah/strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah(menyeru,mengajak) Islam amar makruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan atau kancah perjuangannya. Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyatuh hajat orang banyak semacam berbagai ragam lembaga pendidikan dari sejak kanak-kanak hingga perguruna tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan, dan sebagainya. Seluruh amal usaha Muhammadiyahseperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi untuk perwujudan Islamiah, semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islam sebagaimana yang diajarkan oleh A-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah.

C.         Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid (Reformasi)
            Cirri ketiga yang melekat pada Persyrikatan Muhammadiyah adalah sebagai ajaran tajdid atau gerakan reformasi, makana tajdid dari segi bahasa berarti pembaharuan dan dari segi istilah tajdid memiliki dua arti yakni (a) pemurnian, (b) peningkatan, pengembangan, modernisasi.
            Arti pemurnian tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah sedang arti peningkatan pengembangan, modernisasi  tajdid  dimaksudkan  sebagai
penafsiran pengalaman dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah.
            Sementara K.H. Ahmad Siddiq, seorang tokoh utama Nahdliyir dari Malang menjelaskan bahwa makna tajdid dalam arti pemurnian menyasar pada tiga sasaran yaitu :
1.         I’adah atau pemulihan; yaitu membersihkan ajaran Islam yang tidak murni lagi
2.         Iba’nah atau memisahkan; yaitu memisah-misahkan secara cermat oleh ahlinya, mana yang sunnah dan yang mana pula yang bid’ah
3.         Ihya’ atau menghidup-hidupkan; yaitu menghidupkan ajaran-ajaran Islam yang belum terlaksana atau yang terbengkalai
            Sifat tajdid yang dikenakan pada pergerakan Muhammadiyah disamping berupaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, juga termaksud upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat semacam penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengolaan rumah sakit, dan pelaksanaan qurban.
            Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi, pemurnian dan tajdid didalam pembaharuan disebut reformasi. Dan dalam hubungannya dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan sekaligus Reformasi.

BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pembahasan berikut dapat disimpulkan :
1.         Gerakan Muhammadiyah berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riel kongkret dan nyata yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat -umat sebagai rahmatan lil’alamin.
2.         Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tunggal yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Qur’an.
3.         Sifat Tajdid pada gerakan Muhammadiyah disamping berupaya memurnikan ajaran Islamdari berbagai kotoran yang menempel juga melakukan pembaharuan cara-cara pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

B.         Saran
            Adapun saran yang penulis ajukan adalah kita sebagai umat Islam marilah kita mebangun memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa ketaatan untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur, bahagia, dan lahir batin dalam naungan dan ridha Allah SWT.

                                                                                                                                                  
DAFTAR PUSTAKA
-         Mustafa Kamal Pasha, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Persatuan, Yogyakarta, 1994.
-         Sribintara Soe Tawidjana, K.H. Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Majalah Fajar no.2 Thn 1959.
-         Soebagio LN.KH Mas Mansyur, Pembaharu Islam diIndonesia, Gunung Agung, Jakarta 1982.

Sabtu, 25 Februari 2012

Makalah AIK




MAKALAH
AIK III

TENTANG
ARTI DAN MAKSUD LAMBANG MUHAMMADIYAH





BOBI
NPM.208010266





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADAYAH BUTON
PASARWAJO
2010




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Rabbul izzati yang telah menganugerahkan nikmat dan ma’unah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Unsur-unsur Intrinsik Novel Salah Pilih dan Salah Asuhan”.
Tak lupa pula kita khaturkan salam serta salawat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Yang telah menuntun kita kejalan benar, beserta keluarga dan sahabatnya sebagai sumber ilmu pengetahuan dan hikmat.
Tugas ini disusun untuk memyelesaikan tugas, pada mata kuliah Sastra bandingan, dengan dosen Idris, S.Pd di Universitas Muhammadiyah Buton. Kampu B Pasar Wajo, pada program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Maka harapan penulis kiranya tugas ini, sesuai dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sekali pun penulis berusaha dengan keras untuk menyempurnakannya, namum penulis tetap berkeyakinan masih banyak juga kekurangan-kekurangannya. Oleh karna itu dengan ini pula penulis menantikan masukan berupa saran, usulan kritik dan sebagainya dari para pembaca untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada masa-masa mendatang. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis memohon semoga tulisan ini memberikan manfa’at yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam Ilmu Sastra baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL      
KATA PENGANTAR   
DAFTAR ISI   ………………………………………………………………..………
BAB     I     PENDAHULUAN .....................................................................................
A.      Latar Belakang ………………………..……….....………………………..
B.      Rumusan Masalah  ……….………..…………………………….............…
C.      Tujuan Penulisan …………………….……………………………………..

BAB     III    PEMBAHASAN  ………………………………………………………
A.      Arti Muhammadiyah  ……………..………………………..…..…………..
1.   Arti Bahasa (etimologis) ………………………………………………..
2.   Arti Istilah (terminologis)  ………………………………………………
B.      Lambang Muhammadiyah  ……………………………….………………..
1.   Bentuk Lambang Muhammadiyah  ……………………………………..
2.   Maksud Lambang Muhammadiyah   ……………………………………

BAB     IV    PENUTUP ……………………..……………..………………………..
A.      Kesimpulan  …………………………………………………………….…
B.      Saran  …………………………………………………………………..…

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang
            Lewat telaah K.H. Ahmad Dahlan terhadap berbagai karya para tokoh pembaharu diatas serta kitab-kitab lainnya yang seluruhnya menghembuskan angin segar untuk memurnikan ajaran Islam dari berbagai ajaran sesat dengan kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasull, beliau mendapatkan ispirasi untuk membangun organisasi baru yaitu Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, yang berlambangkan Matahari yang ditengahnya tertulis “Makna Muhammadiyah” dilingkari kalimat syhadat.
B.         Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa masalah yang diangkat yaitu:
1.      Apa arti Muhammadiyah ?
2.      Apa maksud dari lambang Muhammadiyah ?
C.         Tujuan Penulis
            Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1      Menjelaskan arti dari Muhammadiyah
2      Menjelaskan maksud dan tujuan lambang Muhammadiyah



BAB II
PEMBAHASAN
A.         Arti Muhammadiyah

1.  Arti Muhammadiyah dari Segi Bahasa (etimologis)
            Muhammadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhammad” yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang tekahir.  Kemudian mendapatkan “ya’nisbiah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat “Muhammad Saw” atau “pengikut Muhammad Saw”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan demikian, siapa pun juga yang mengaku beragama Islam maka sesungguhnya mereka adalah orang Muhammadiyah tanpa harus dilihat dan dibatasi oleh adanya perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis, etnis, dan sebagainya.
            Hal ini berarti bahwa sesungguhnya orang-orang yang berada di Jami’iyah, Nahdatul Ulama, Persis, PUI, al-Irsyad, al-Khairat, Jamiatul Washliyah, bahkan semua muslim diseluruh dunia secara arti bahasa juga orang-orang Muhammadiyah, karena mereka itu telah berikrar dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan dengan setia mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw.

2.  Arti Muhammadiyah dari Segi Istilah (terminologis)
            Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Maladiayah dikota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk bertafa’ul (berpengharapan

                                                                                                                                               
baik) dapat ,mencotoh dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujudnya ‘izzul Islam wal Muslimin” kejayaan Islam sebagai relita dan kemuliaan hidup umat sebagai realita.
            Adapun latar belakang mengapa organisasi yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan ini dinamakan “Muhammadiyah” diceritakan, bahwa pada saat untuk menentukan nama gerakkannya ini K.H Ahmad Dahlan memberinya nama :Muhammadiyah” mendengar pernamaan seperti itu beberapa teman seide yang berada bersamanya merasa aneh dan asing (gharib), yang tidak lazim digunakan bagi nama gerakan islam sebelumnya. Mereka mendapat mengapa gerakan ini tidak di beri nama dengan predikat Islam, seperti Syrikat Islam, Jam,iah Islamiah, Persaudaraan Islam dan sebagainya

B.         Lambang Muhammadiyah
1.  Bentuk Lambang Muhammadiyah
            Lambing persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan dua belas sinar yang mengarah kesegala penjuru, dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Ditengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab; Muhammadiyah. Pada lingkaran atas yang mengelilingi tulisan Muhammadiyah terdapat; tulisan berhuruf Arab, berujud kalimat syahadat tauhid: Asyahadu anal ila-ha illa Allah” (saya bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah), dan pada lingkaran bagian bawah tertulis kalimat syahadat Rasul “Waasyhadu anna Muhammadan Rasulullahi” (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh gambar matahari dengan atributnya berwarna putih dan terletak diatas warna dasar hijau daun.

                                                                                                                                               
2.  Maksud Lambang Muhammadiyah
            Matahari adalah merupakan salah satu benda langit ciptaan (makhuk) Allah. Dalam system tata surya matahari menemapati posisi sentral (heliosentris) yaitu menjadi titik pusat dari semua planet-planet lain. Matahari merupakan benda langit yang dari dirinya sendiri memiliki kekutan memancarkan sinar panas yang sangat berguna bagi kehidupan biologis semua mahluk hidup yang ada dibumi. Dan tanpa  panas sinar hidup tidak mungkin dapat meneruskan kehidupannya.
            Muhammadiyah menggambarkan jati diri, gerak serta manfaatnya sebagaimana matahari. Kalau matahari menjadi penyebab lahiriah berlangsung kehidupan secara biologis bagi seluruh mahluk hidup yang ada dibumi, maka Muhammadiyah akan menjadi penyebab lahirnya, berlansungnya kehidupan secara spiritual, rohaniah bagi semua orang yang mau menerima pancaran sinarnya yang berupa ajaran agama Islam sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ajaran Islam yang hak dan lagi sempurna itu seluruhnya berintikan dua kalimat syahadat. Kehidupan rohaniah karena sinar dua kalimat syahadat itulah digambarkan oleh surat al-Anfal 24: “wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeruh kalian kepada sesuatu yang member kehidupan kepada kalian”   
            Dua belas sinar matahari yang memancar keseluruh penjuru mengibarkan tekad dan semangat pantang menyerah dari warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia sebagai tekad dan semangat pantang mundur dan menyerah dari kaum Hawary, yaitu sahabat Nabi Isa as. Yang jumlahnya dua belas orang. Karena tekad dan semangat telah teruji secara meyakinkan maka Allah pun berkenaan mengabadikan mereka dalam salah satu ayat Al-Qur’an, yaitu surat as-Shaf ayat 14: “Wahai’ sekalian orang-
                                                                                                                                                  

orang beriman! Jadikanlah kalian penolong-penolong (agama) Allah, sebagaimana ucapan Isa putra Maryam kepada kaum Hawary: “siapa yang bersedia menolongku (semata-mata untuk menegakan agama Allah), lalu segolongan bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir: maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang”.
            Warna putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan keikhlasan. Muhammadiyah dalam berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam. tidak ada motif lain kecuali semata-mata mengharapkan keridlaan Allah. Keikhlasan yang menjadi inti (nucleus)- ajaran ikhsan sebagaiman yang   dianjurkan   Rasulullah   benar-benar   dijadikan   jiwa  dan  ruh   perjuangan Muhammadiyah sudah ditanamkan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Sebab telah diyakini secara sungguh-sungguh bahwa setiap perjuangan yang didasari oleh iman dan ikhlas maka kekuatan apa pun tidak ada yang mampu mematahkannya (lihat surat Shaad 73-85, as-Shaffat 138, al-A’raf 11-18).
            Warna hijau yang menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan kesejahteraan. Muhammadiyah berjuang ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dalam rangka merealisasikan ajaran agama Islam yang penuh dengan kedamaian, selamat dan sejahtera bagi umat manusia (al-Anbiya’ ayat 107).


BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
            Persyarikatan Muhammadiyah sudah dikenal luas sejak beberapa puluh tahun lalu, baik masyarakat internasional, hkususnya oleh masyarakat Islami K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah dengan melambangkan Matahari yang ditengahnya tertulis “Muhammadiyah” dilingkari kalimat syhadat. Artinya, Muhammadiyah bagaikan matahari Terbit sebagai sumber energy yang menyinari alam, dengan berdasarkan Tauhid. Pendiri Muhammadiyah, K.H.Ahmad Dahlan, terispirasi oleh gambaran matahari yang terukir dipintu Ka’bah.
B.         Saran
            K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh pendiri Muhammadiyah, yang bertujuan memperbaharui agama islam dengan berdasarkan Tauhid dan kembali pada ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Inspirasi beliau menjadikan Islam seperti sedia kala, sebagaimana yang dilaksanakan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Oleh karna itu kita sebagai umat muslim marilah kita melaksanakan kewajiban  dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw, dan  menyembah Allah SWT.




DAFTAR PUSTAK
Mustafa Kamal Pasha, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Persatuan, Yogyakarta, 1994.
Sribintara Soe Tawidjana, K.H. Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, Majalah Fajar no.2 Thn 1959.
Soebagio LN.KH Mas Mansyur, Pembaharu Islam diIndonesia, Gunung Agung, Jakarta 1982.